Tuesday, January 25, 2011

PETER AND THE WOLF

Genre : drama
Sutradara : Suzie Templeton
Studio : Breakthru Films
Tanggal rilis : 23 Desember 2006
Musik : Philharmonia Orchestra dengan dirigen : Mark Stephenson.
Durasi : 32 menit


Peter adalah seorang anak laki-laki yang tinggal di sebuah rumah dii pinggir hutan di Rusia. Karena di hutan itu masih banyak serigala ganas berkeliaran, kakek Peter membangun rumahnya dengan pagar yang sangat tinggi, Peter dilarang keluar dari pagar tanpa sepengetahuan kakeknya.


Walaupun maksud kakeknya baik yaitu melindungi Peter dari serangan serigala, tetapi Peter merasa sedih karena merasa terkurung di rumahnya sendiri dan nasib Peter juga kurang beruntung karena ketika ia disuruh membeli keperluan sehari-hari oleh kakeknya di pasar, Peter selalu diganggu oleh 2 anak laki-laki yang suka berburu dan selalu membawa senapan.
Untunglah Peter mempunyai sahabat yang selalu bisa diajak bermain yaitu seekor bebek.


Suatu ketika di musim salju, Peter dan bebeknya menolong seekor burung yang sayapnya luka sehingga tidak bisa terbang. Peter dan bebeknya berniat mengembalikan si burung ke sarangnya, karena sarang si burung ada di luar pagar, Peter terpaksa melanggar larangan kakeknya.
Kebetulan pada saat itu kakek Peter dan kucingnya sedang tidur dengan nyenyak sehingga Peter bisa mencuri pintu pagar dan berhasil keluar dari pagar bersama bebeknya. Kucing kakek Peter terbangun dari tidurnya dan ikut keluar pagar bersama Peter.

Di sebelah rumah Peter ada sebuah danau yang membeku karena musim dingin sehingga Peter, si bebek, si kucing dan si burung bisa bermain di danau beku itu dengan riang gembira.
Tetapi kebahagiaan mereke sirna karena Kakek Peter bangun dan dengan marah menyuruh Peter kembali masuk pagar kemudian mengunci lagi pagar itu.

Peter bisa aman terlindung di dalam pagar tetapi si bebek, kucing dan burung tertinggal di luar pagar, celakanya datang seekor serigala lapar yang langsung menyerang.
Si kucing dan burung bisa selamat karena naik ke atas pohon tetapi sayang si bebek tertangkap oleh serigala dan langsung dimakan. Peter tidak bisa menolong bebek sahabatnya dan hanya bisa memandang serigala dengan penuh dendam dari jendela pagar.

Tidak terima dengan pembunuhan bebek sahabatnya, Peter memanjat pagar dengan membawa tali dan jaring. Peter akhirnya berhasil keluar dari pagar dan dengan dibantu burung sahabatnya, Peter berhasil menangkap serigala setelah melalui pertarungan yang seru.

Walaupun serigala sudah dalam keadaan terikat dan terjaring tetapi ia masih berbahaya bagi Peter untunglah pada saat itu muncul kakek Peter dengan membawa senapan. Si serigala akhirnya bisa dilumpuhkan.

Keesokan harinya, Peter dan kakeknya membawa serigala yang sudah dikurung dalam sangkar ke pasar untuk dijual. Ketika kakek Peter sedang tawar-menawar harga serigala dengan calon pembeli, muncul 2 anak laki-laki pemburu yang merupakan musuh Peter dan mereka membidikkan senapannya ke arah serigala.

Akhir film ini benar-benar di luar dugaan, timbul belas kasihan Peter pada si serigala walaupun ia sudah memakan bebek sahabatnya. Dengan jaringnya, Peter melumpuhkan si pemburu kemudian membuka pintu kandang serigala sehingga si serigala bisa bebas dan kembali ke hutan.

Opini saya tentang film ini :
Film pendek yang hanya berdurasi 32 menit ini memang berbeda dengan film-film animasi lain yang pernah saya tonton. Selain ceritanya yang sangat sederhana, di film ini juga sama sekali tidak ada percakapannya, tidak ada sedetikpun adegan tokoh pada film ini berbicara. Tetapi emosi masing-masing tokoh bisa diekspresikan dengan jelas melaui ekspresi wajah dan tatapan matanya.

Selain itu, film ini benar-benar full music yang bergaya klasik. Uniknya, tiap tokoh pada film ini diiringi dengan satu alat musik tersendiri yaitu : Peter = biola, burung = suling, bebek dan kucing = oboe (semacam suling), kakek Peter = basson (semacam suling juga), pemburu = timpani (sejenis drum), serigala = horn (terompet yang bentuknya bulat melingkar-lingkar).

Akhir kata, film animasi ini benar-benar beda...