Thursday, November 12, 2009

TINKER BELL

Sutradara : Bradley Raymond
Studio : Disney Toon Studios
Pengisi suara : Mae Whitman,Raven-Symoné,America Ferrera,Lucy Liu,Kristin Chenoweth,Anjelica Huston
Tanggal rilis : 18 September 2008
Durasi : 78 menit

Menurut dongeng Eropa, semua aktifitas alam dijalankan oleh mahkluk-mahkluk kecil yang bentuknya mirip manusia tapi mempunyai sayap bernama Fairy (peri). Dengan demikian ada bermacam-macam jenis peri yang disesuaikan dengan tugasnya misalnya peri air bertugas mengatur gelombang sungai, peri kebun yang bertugas mengatur proses penyerbukan bunga dan lain-lain.
Tempat kediaman peri bernama Pixie Hollow dan pemimpin para peri adalah Ratu Clarion.

Di akhir musim gugur, para peri sedang mempersiapkan datangnya musim semi. Pada saat itu Ratu Clarion membuat seorang peri wanita baru. Begitu tercipta, peri baru itu dicari bakatnya untuk menentukan dia akan menjadi peri jenis apa. Di hadapan Peri baru itu diletakkan bermacam-macam jenis alat yang digunakan para peri bekerja. Ternyata semua alat jika didekati peri baru itu langsung menghilang, hanya ada 1 alat yang bisa dipegang peri baru dan langsung bersinar sangat terang, alat itu adalah palu.
Dengan demikian si peri baru cocok menjadi peri pengrajin (Tinker), karena itulah peri baru itu diberi nama Tinker Bell.

Tugas peri pengrajin adalah membuat alat-alat yang digunakan peri-peri lain bekerja misalnya membuat keranjang sebagai tempat peri kebun m
enyimpan dan menebarkan serbuk sari bunga, membuat tabung yang digunakan peri cahaya menyimpan dan membuat pelangi dan lain-lain.
Tinker Bell sebenarnya sudah sangat senang dengan tugasnya sebagai peri pengrajin, apalagi dia mendapat 2 sahabat peri pengrajin yang sangat menyayanginya yaitu Clank dan Bobble, selain itu pemimpin peri pengrajin adalah peri yang kelihatannya galak tetapi sebenarnya sangat sayang kepada anak-anak buahnya yaitu Fairy Mary.

Pikiran Tinker Bell mulai berubah ketik
a ia bertemu dengan peri bernama Vidia. Peri Vidia sebenarnya adalah peri yang hebat karena mampu terbang lebih cepat daripada peri-peri lain sehingga ia diberi tugas sebagai peri yang mengatur angin, tapi sayangnya Vidia bersifat sombong dan suka meremehkan peri-peri lain.
Peri Vidia meremehkan Tinker Bell dengan mengatakan bahwa tempat kerjanya di langit yang tinggi sedangk
an Tinker Bell di tempat bawah yaitu di parit. Maka besok di awal musim semi, Vidia akan menjalankan tugasnya dengan gagah di tempat manusia (para peri menyebutnya Mainland)
Tinker Bell ternyata termakan dengan hinaan Vidia kemudian ia bertekad membuktikan dengan bakatnya sebagai peri pengrajin bisa mengalahkan Vidia.

Untuk bisa mengalahkan Vidia, Tinker Bell segera membuat alat-alat yang akan ditunjukkan kepada Ratu Clarion pada saat kunjungannya nant
i. Tapi pada saat kunjungan Ratu Clarion, alat-alat ciptaan Tinker Bell tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga Tinker Bell menjadi sangat malu kepada Ratu Clarion. Dan yang membuat Tinker Bell sangat kecewa adalah ketika Ratu Clarion mengatakan bahwa seperti biasanya, para peri pengrajin tidak ikut ke Mainland.
Mulai saat itu, Tinker Bell merasa sangat minder dengan tugasnya sebagai peri pengrajin dan ingin menjadi peri jenis lain.

Untuk bisa menjadi peri jenis lain seh
ingga bisa ikut ke Mainland, Tinker Bell belajar kepada peri-peri lain misalnya belajar membuat embun dari peri sungai, belajar memberi cahaya kepada kunang-kunang dari peri cahaya dan lain-lain. Tetapi semua itu tentu saja gagal total karena bakat Tinker Bell adalah sebagai peri pengrajin.
Hanya tinggal 1 peri yang belum mengajari Tinker Bell yaitu Vidia, dengan berat hati dan menahan malu, Tinker Bell terpaksa meminta Vidia
untuk mengajarkan keahliannya.

Da
sar Vidia adalah peri jahat, dia malah menjebak Tinker Bell dengan menyuruhnya mengumpulkan buah-buah berduri yang jika tertiup angin akan menyebar dan merusak tanaman-tanaman lain. Pekerjaan itu adalah pekerjaan mustahil karena peri kebun pun tidak akan mampu melakukannya.
Akibatnya bisa ditebak, buah-buah berduri tertiup angin yang dibuat Vidia sendiri dan menyebar ke
seluruh Pixie Hollow sehingga merusakkan apa saja. Akhirnya semua pekerjaan peri-peri untuk mempersiapkan musim semi berantakan. Celakanya hal itu diketahui oleh Ratu Clarion dan dengan berat hati terpaksa menunda datangnya musim semi.

Tinker Bell sangat sedih dengan hasil dari perbuatannya dan dengan putus asa ia memutuskan untuk pergi
saja dari Pixie Hollow. Untunglah Tinker Bell bertemu dengan peri laki-laki bernama Terence. Tugas Terence sebenarnya sangat hebat dan mulia karena ia bertugas memberi peri-peri lain serbuk ajaib yang merupakan “makanan peri” sehingga para peri bisa bertahan hidup.
Tetapi di hadapan Tinker Bell, Terence merendah dengan mengatakan bahwa ia hanyalah peri debu. Perkataan Terence itu membuat Tinker
Bell sadar bahwa pekerjaannya sebagai peri pengrajin juga pekerjaan yang mulia hanya ia sendiri saja yang tidak menyadarinya. Maka Tinker Bell bangkit lagi semangatnya dan berniat menebus kesalahannya.

Dengan keahliannya sebagai pengrajin, Tinker Bell merancang mesin-mesin yan
g bisa mempercepat pekerjaan peri-peri lain. Misalnya selama ini peri serangga mengecat warna-warna serangga satu-persatu dengan kuas, Tinker Bell merancang mesin penyemprot cat yang bisa mewarnai beberapa serangga sekaligus dan rancangan-rancangan mesin lain yang bisa mempercepat tugas peri-peri.
Mesin-mesin rancangan Tinker Bell bisa cepat jadi karena pembuatannya dibantu oleh Clank, Bobble dan peri-peri lain kemudian ketika dicoba dijalankan, ternyata mesin-mesin rancangan Tinker Bell bisa berfungsi den
gan baik sehingga tugas para peri mempersiapkan musim semi selesai tepat pada waktunya.
Tinker Bell sangat bahagia karena dianggap sebagai pahlawan di Pixie Hollow dan yang lebih membuatnya lebih bahagia, ia diijinkan Ratu Clarion untuk ikut ke Mainland pada saat musim semi tiba.

Opini saya tentang film ini :
Walt Disney memang jagonya film animasi. Seperti pada film Tinker Bell ini, gambar-gambarnya indah dan realistis, ekspresi wajah terlihat jelas, pengaturan musik dan lagu-lagunya benar-benar bisa memainkan emosi penonton untuk ikut “hanyut” di film ini.
Yang lebih penting lagi adalah pesan moral dari film ini yaitu jangan merasa minder atau rendah diri dengan bakat pemberian Tuhan yang kelihatannya sepele.
Tetaplah berkarya dengan bakat yang dianugrahkan dan tidak perlu membanding-bandingkan dengan bakat orang lain seperti cuplikan syair lagu penutup pada film ini :

Tak masalah apapun pekerjaanmu
biarkan bintang penuhi jiwamu
saat rembulan membuai semua

Maka jadilah dirimu sendiri

4 comments:

  1. kayaknya bagus ya diliat bwat anak-anak, jadi inget peterpan

    ReplyDelete
  2. Tokoh Tinker Bell memang ada di cerita Peterpan, jadi bisa dibilang film tinker bell ini adalah pecahan dari film peterpan...

    ReplyDelete
  3. kak, tau judul lagu yang terakhir nggak? aku lagi nyariin judul lagunya nih karena liriknya bagus. makasih

    ReplyDelete